Kegemukan atau yang sering disebut dengan obesitas, ternyata disebabkan beragam faktor. Selain makanan, kondisi emosional juga kerap membuat berat badan bertambah.
Emosi memang kerap membuat seseorang melakukan banyak mengkonsumsi makanan tanpa kontrol. Nah, seperti dikutip dari about.com, berikut beberapa kondisi emosional yang bisa mempengaruhi penambahan berat badan yang berujung pada obesitas.
1. Trauma
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang mengalami kekerasan fisik, pelecehan seksual atau bullying berada pada risiko tertinggi untuk obesitas. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya psikologis untuk mengatasi trauma guna mencegah masalah obesitas, terutama pada anak.
2. Stres
Saat stres melanda makanan apapun akan terasa enak. Beberapa orang juga menggunakan makanan sebagai cara terbaik untuk menenangkan emosi mereka.
Memang makan berlebihan karena emosi tidak selalu menyebabkan masalah kenaikan berat badan bagi semua orang, tapi hal ini justru menyebabkan masalah obesitas bagi sebagian orang.
Terbukti pada sebuah penelitian ditemukan bahwa stres memicu makan berlebihan dan mencegah para penderita, khususnya wanita, untuk menerapkan kebiasaan sehat. Penelitian lain menunjukkan bahwa makan berlebihan menjadi sebuah mekanisme bagi seseorang untuk mengatasi stres.
Menghindari stres memang sangat sulit. Namun teknik relaksasi dapat menjadi alternatif sehat untuk mengelola emosi selama masa stres.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa latihan relaksasi pada wanita gemuk membantu mereka mencapai keberhasilan menurunkan berat badan.
3. Depresi
Hubungan antara depresi dan obesitas memang masih belum diketahui jelas. Namun beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa depresi menjadi penyebab obesitas.
Para peneliti juga mencatat bahwa kurang tidur, yang merupakan gejala umum dari depresi, juga bisa menjadi faktor risiko obesitas. Bahkan kurang gerak seperti malas berolahraga juga memicu berat badan meningkat. [mor/inilah.com]
Emosi memang kerap membuat seseorang melakukan banyak mengkonsumsi makanan tanpa kontrol. Nah, seperti dikutip dari about.com, berikut beberapa kondisi emosional yang bisa mempengaruhi penambahan berat badan yang berujung pada obesitas.
1. Trauma
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang mengalami kekerasan fisik, pelecehan seksual atau bullying berada pada risiko tertinggi untuk obesitas. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya psikologis untuk mengatasi trauma guna mencegah masalah obesitas, terutama pada anak.
2. Stres
Saat stres melanda makanan apapun akan terasa enak. Beberapa orang juga menggunakan makanan sebagai cara terbaik untuk menenangkan emosi mereka.
Memang makan berlebihan karena emosi tidak selalu menyebabkan masalah kenaikan berat badan bagi semua orang, tapi hal ini justru menyebabkan masalah obesitas bagi sebagian orang.
Terbukti pada sebuah penelitian ditemukan bahwa stres memicu makan berlebihan dan mencegah para penderita, khususnya wanita, untuk menerapkan kebiasaan sehat. Penelitian lain menunjukkan bahwa makan berlebihan menjadi sebuah mekanisme bagi seseorang untuk mengatasi stres.
Menghindari stres memang sangat sulit. Namun teknik relaksasi dapat menjadi alternatif sehat untuk mengelola emosi selama masa stres.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa latihan relaksasi pada wanita gemuk membantu mereka mencapai keberhasilan menurunkan berat badan.
3. Depresi
Hubungan antara depresi dan obesitas memang masih belum diketahui jelas. Namun beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa depresi menjadi penyebab obesitas.
Para peneliti juga mencatat bahwa kurang tidur, yang merupakan gejala umum dari depresi, juga bisa menjadi faktor risiko obesitas. Bahkan kurang gerak seperti malas berolahraga juga memicu berat badan meningkat. [mor/inilah.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar