2012/02/26

Penyebab Ejakulasi Dini

Ejakulasi dini yang dialami selama ini memengaruhi hubungan percintaan Anda dengan pasangan. Ketahui penyebabnya sejak dini agar kebahagiaan keluarga sukses diraih.

Berikut ini yang penyebab-penyebab yang memicu ejakulasi dini, seperti dilansir Healthnewsdaily, Rabu (8/2/2012).

Diabetes

Pria yang mengidap diabetes berisiko dua sampai tiga kali lebih mungkin untuk mengalami disfungsi ereksi dibandingkan pria tanpa diabetes, demikian hasil penelitian Instistusi Kesehatan Inggris.

Kadar gula darah yang buruk dalam tubuh dapat merusak saraf dan pembuluh darah kecil yang mengontrol ereksi dan memungkinkan aliran darah ke Mr P.

Tekanan darah tinggi

Pembuluh darah yang sehat dan aliran darah yang cukup sangat penting untuk mendapatkan dan memertahankan ereksi. Kerusakan pembuluh darah atau hipertensi yang tidak terkontrol dalam tubuh membuat mereka kurang elastis dan kurang mampu mengangkut darah dengan volume yang sama.

Tetapi beberapa obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, seperti beta blockers dan diuretik, juga dapat meningkatkan risiko disfungsi ereksi. Sementara tidak ada yang harus berhenti minum obat tekanan darah kecuali ada anjuran dokter masing-masing, dengan membuat perubahan gaya hidup. Mempertahankan diet yang sehat dan berolahraga lebih banyak, dapat membantu menurunkan tekanan darah sehingga Anda tidak perlu obat-obatan tersebut lagi.

Depresi

Sebanyak 61 persen orang dengan depresi berat mungkin mengalami masalah seksual, demikian hasil penelitian Cleveland Clinic Foundation. Pasalnya, depresi dapat melakukan lebih dari sekadar mengurangi minat Anda pada seks.

"Ada komponen biokimia untuk mengatasi depresi yang mungkin membuat sulit mendapatkan dan memertahankan ereksi," kata dokter Bruce Kava, ketua urologi di Fakultas Kesehatan University of Miami.

Menurutnya, bahan kimia membantu sel-sel otak berkomunikasi untuk merangsang aliran darah ke penis. Tidak dapat menikmati seks nyatanya dapat memperburuk gejala depresi.

Obat antirambut botak dan pembesar prostat

Menurut penelitian yang dipublikasikan, obat-obatan seperti finasteride dan dutasteride yang digunakan untuk mengobati rambut rontok untuk laki-laki, serta obat pembesar prostat dapat menghasilkan efek samping seperti disfungsi ereksi dan hilangnya libido pada beberapa pria. Pasalnya, obat-obatan tersebut bekerja dengan mengurangi jumlah dihidrotestosteron yang beredar dalam darah, yaitu hormon seks pria yang membantu menjaga gairah seks.

Penyakit pada gusi

Apa hubungannya gusi dan Mr P? Jika seorang pria mengidap periodontitis, yaitu penyakit peradangan gusi kronis dan terinfeksi kemungkinan dapat meningkatkan risiko disfungsi ereksi, demikian hasil sebuah penelitian yang diterbitkan pada Journal of Sexual Medicine.

Penyakit gusi merupakan indikator kesehatan yang buruk secara keseluruhan dan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan faktor risiko disfungsi ereksi, kata para peneliti.

"Penyakit gusi dapat disebabkan oleh masalah mendasar dengan aliran darah di gusi. Ada kemungkinan bahwa seseorang juga mengalami masalah dengan aliran darah di bagian lain dari tubuh. Seperti Mr P, misalnya," kata dokter Bruce Kava, ketua urologi di Fakultas Kesehatan University of Miami.

Istri yang terlalu akrab dengan teman prianya

Faktor psikologis dapat memainkan peran utama dalam kinerja seksual. Tapi penelitian terbaru mengungkapkan bahwa, seorang istri yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman pria daripada Anda bisa menempatkan Anda pada peningkatan risiko disfungsi ereksi. Penelitian tersebut dipublikasikan dalam sebuah jurnal sosiologi di Amerika.

Para peneliti yang meneliti lebih dari 3.000 pria berusia 57 sampai 85 menemukan bahwa seorang pria yang pasangan wanitanya terlalu dekat kepada teman-temannya adalah 92 persen lebih mungkin mengalami kesulitan mendapatkan atau mempertahankan ereksi dari satu pasangan yang tidak.

Para peneliti mengatakan, ini disebabkan karena persepsi sosial maskulinitas pada pria muda dan setengah baya. Pada pria berusia 70 tahun dan 80-an, asosiasi semua menghilang, mungkin karena pria lebih tua memiliki persepsi yang berbeda mengenai maskulinitas.

Bersepeda

Peneliti mempelajari hubungan antara bersepeda jarak jauh dengan kemampuan ereksi, ternyata hasilnya buruk karena dapat meningkatkan risiko disfungsi ereksi.

Penelitian yang dipublikasikan Journal of Sexual 2005 menemukan bahwa empat persen dari pria bersepeda yang menghabiskan setidaknya tiga jam per pekan di atas pelana mengalami disfungsi ereksi tingkat sedang sampai parah, sementara hanya sekitar satu persen dari pelari pada usia yang sama mengalami ejakulasi dini.

Ketika Anda duduk di kursi sepeda, Anda menanggung berat pada saraf dan arteri yang membawa darah ke Mr P.

"Seiring waktu, pembuluh ini dapat menjadi rusak, menghasilkan penurunan aliran darah ke Mr P dan risiko ejakulasi dini," kata dokter Kava. [tty/health.okezone.com]
Berita Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar